Monday 4 January 2016

Terimakasih untuk semua itu Romo Yai

Assalamualaikum Warohmatulloh Wa Barokatuh.

Salam ceria Insan Mulia.

Jika burung dapat terbang dengan kedua sayapnya sedangkan manusia itu bisa mencapai kesuksesannya  dengan “Ilmu” dan “Akal”nya (KH Abdul Syukur : Pengasuh Pondok Pesantren Al-ishlah Dlopo Kediri)
KH. Abdul Syukur
Pengasuh P.P Al-ishlah Dlopo Kediri
Coba bayangkan saudara, apabila kita mempunyai sebuah ilmu lalu otak kita tak waras apa jadinya ilmu yang telah kita dapati, mungkin kehancuran di Negara Republik Indonesia ini akan semakin menjadi, kurangnya penyadaran di dalam diri bahwa diriku, dirimu atau dirinya itu saling melengkapi, seperti diterangkan pada ilmu kebudayaan bahwa manusia adalah makhluk social yaitu saling membutuhkan, hidup bebrayan bukan saling memperebutkan apalagi menjatuhkan.

Jika pada lingkaran keluarga bahwa Ayah dan Ibu adalah Orang tua, maka pada proses pembelajaran atau sebagai siswa didik gurulah sebagai orang tua yang patut dan harus dihormati, menjunjung nama baiknya, memperjuangkan dengan apa yang kita bisa sebagai wujud dari pengabdian kita meski sampai mati pun kita sebagai seorang anak tidak akan pernah mampu membayar/mengganti semua budi dan jasa mereka. Insan budiman, saudara pasti mengerti fungsinya kaki dalam berdiri, karena kita punya keyakinan, bahwa ada sebuah alasan dan tujuan dimana langkah akan berkah dengan rasa pasrah, kau pun menjaganya dalam setiap hembusan yang berirama merdu akan kerinduan.

Perlahan nyayian itu akan sampai pada sebuah tujuan tersampaikannya sebuah pesan, kawan ini bukan akhir tapi awal dari perjalanan, pena ku kan selalu mencatat sebuah cerita menulusuri sebuah ayat, dalam  pembentukan jati diri yang lebih kuat. Dengan cerita, cita dan cinta akan penuh makna, sebuah karyapun tercipta untuk mengabadikan suasana hati agar lebih jelas terlihat secara nyata, coretan ini akan terkenang menjadi sejarah yang tak usang.

Pertemuan pada sebuah tulisan berharap mampu memberi sebuah jawaban atas kekurangan yang terlewatkan, saat alam memberi izin perikemanusiaan pun akan tetap terjalin, meski dulu diriku ataupun dirimu kurang memperhati namun karna banyak terlampaui cerita hingga akhirnya semua menyadari bahwa sebuah sebuah keindahan itu adalah jelmaan dari adanya sifat buruk dan kebaikan.

Guru, pada waktu lalu bukan karna aku tak suka akan perlakuan mu itu, namun lebih dari itu bahwa aku ingin seperti dirimu, aku ingin membesarkan nama mu dengan cara ku, aku ingin mengerti betapa engkau mengemban amanat yang begitu besar, bagaimana engkau tetap tersenyum dan bagaimana bersikap bijak pada keadaan yang sangat mendesak.
Keluarga Romo yai Abdul Syukur
Gus Nafi & Romo Yai
Guru Terimakasih untuk semua itu.

Tak lelah kau sadarkanku dari setiap lelap, terangi gelap parahku dengan sinar gemerlap, beribu kali kau berikanku bijaknya pesan, walau besarnya egoku tak pernah buatmu bosan. Pernahku buat tangismu mengucur, salah terbesar karena buat asamu hancur, begitu mendera akan datangnya penyesalan, usai semua terjadi masih kau beri kesempatan.

Ku tahu lembutnya hatimu sangat tersayat, mungkin tuk pulihkannya buatmu sedikit berat, namun masih tersisih sayang di dalam bisik lirik karena hangat tuturmu masih berikanku kasih. Ku tak bisa bayangkan bila harus berpisah, karena ku ingin kau temani ku merenda kisah, maka aku berjanji tuk bisa merubah semua, untuk kau tahu bahwa yang kau berikan tak kan sia-sia.

Untuk semua kesempatan yang engkau berikan, telah hadirkan rasa haru dalam hatiku, untuk setiap maaf atas salah yang ku lakukan, mampu tundukan segala sisi buruk sikapku. Ambisi yang mendidih telah buatmu sedih, namun kau begitu tabah tuk rasakan setiap pedih, meskipun hadir isak tangis gantikan derai tawa, kau masih saja bertahan tuk janji kita berdua.

Tetap tersungging senyummu di saat ku marah, tetap pertahankan semua meski ingin menyerah, budi baik yang terbalas dengan buruknya laku, rasa tak adil buatmu dapatkan semua dariku. Masih saja kau sadarkan ku akan hal itu, ingatkankan pada janji bahwa kita harus bersatu, sebuah sucinya jalinan di setiap detik terlewat, tetap kau jaga sumpah di saat bersama bertekad.

Hingga ku sadar kau tak kan terganti di hati, tak pantas disakiti karena sangat berarti, semua yang termanis darimu adalah karunia, jadi maafkan aku atas semua yang buatmu kecewa. Terimakasih atas semua pengertian darimu, entah bagaimana kan ku balas tiap budi baikmu,  namun yang pasti kukan berusaha berubah, berjanji air matamu tak kan pernah tertumpah.

Kan slalu buat harimu lebih ceria, sebisa mungkin ku takkan membuatmu kecewa
akan terus ku jaga rasa ini meski apapun yang akan terjadi, beriikrar bahwa kau selalu di dalam dada, tak pedulikan meski cobaan datang menggoda, yakinlah aku akan terus menjaga rasa ini, karena ku yakin atas semua yang kita jalani. Dalam sedih dan tawa aku ada untukmu, dalam perih dan ceria ku hadir buatmu
percayalah selalu bahwa kau tak bisa terganti, kini dan nanti kau kan terus ku jaga,itu pasti.

Semoga awal perpisahan ini bukanlah akhir dari perjuampaan kita (Gus Akhlis : Guru Spiritual Pondok-Pesantren Lirboyo Kediri)

Wassalamualikum Warohmatulloh Wa Barokatuh.
http://www.djafranz.com/2011/03/8-ball-sleepless-in-mind-untuk-semua.html

No comments:

Post a Comment