Friday 15 January 2016

pentingkah pendidikan dan pekerjaan

Pentingkah Pendidikan dan Pekerjaan
1.      Kata Pengantar
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, tulisan opini panjang ini merupakan Edisi Perdana dari Penulis yang telah terselesaikan pada jam 00:54 selasa 13 Januari 2016.
Edisi Perdana ini menampilkan opini penulis tentang suatu pendidikan dan sebuah pekerjaan yang dianggap keduanya itu suatu hal yang sama pentingnya, karnanya Penulis memberi tema “Pentingkah Pendidikan dan Pekerjaan”
Saya selaku penulis mengucapkan terima kasih telah diberi kesempatan untuk menulis, dengan harapan hasil tulisan ini semoga akan memberi motivasi pada kita untuk selalu berkarya dalam bentuk tulisan. Semoga orang-orang muda seperti kita selalu ingin berkarya.
Tak lupa Penulis mengharap kritik dan saran dari berbagai pihak demi kemajuan dan perbaikan karya tulisan.
 
Pentingkah Pendidikan dan Pekerjaan
A.    Pendidikan
Membicarakan dunia pendidikan bagi Penulis sangatlah menyenangkan, karna pada lingkungan pendidikan baik pada tingkat dasar menengah atau pada perguruan tinggi setidaknya ia mempunyai teman yang tidak sedikit, dengan punya banyak teman tentunya dengan riwayat yang baik pula, maka bila berbicara dengan sebuah pekerjaan setidaknya ia tidak akan kekurangan info pekerjaan, dengan demikian bila orientasi pendidikan itu hanya pada sebuah pekerjaan maka itu jelas tercapai namun lebih dari itu bahwa pendidikan berperan penting dalam memajukan bangsa Indonesia baik secara kepercayaan, sosial, budaya atau ekonomi ataupun yang lainnya.
Pendidikan itu sangatlah penting yaitu untuk mencerdaskan anak Bangsa, itu merupakan cita-cita yang sangat mulia dan sudah seharusnya kita membantu program Pemerintah untuk mencerdaskan anak bangsa sehingga bangsa kita bisa lebih maju, seperti dijelaskan pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Setiap Warganegara itu berhak untuk mendapatkan pendidikan, ingat bahwa disini berhak berarti ia wajib mendapatkan, setelah ia berniat dengan sungguh-sungguh untuk belajar bukan bermain-main, maka ketika kesungguhan itu dapat dilihat oleh pemeritah tidak lah akan bersifat diam suatu pemerintahan, bukan mencari atau mengemis tetapi secara otomatis ia akan mendapatkan haknya yaitu mendapatkan bantuan khususnya secara materi, seperti contoh setiap peserta didik yang mendapatkan peringkat karna kecerdasannya ia akan mendapatkan Beasiswa, atau ia yang merasa kurang mampu dengan ia mengajukan keterangan bahwa ia dari keluarga yang sederhana namun semangat belajarnya menunjukan bahwa ia pantas mendapatkan bantuan tersebut sudah semestinya ia memperoleh keringanan atas keadaan dan potensi yang ia miliki.
Pemerintah yang baik adalah Pemerintah yang menjalankan tugas dan wewenangnya secara konstitusional. Tidak ada kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan di luar rule of law yang berlaku. Oleh karenanya dalam usaha mewujudkan cita-cita nasional “mencerdaskan kehidupan bangsa” pemerintah perlu berpedoman kepada konstitusi yang berlaku.  Sebagaimana telah dijelaskan pada pendahuluan di atas, melalaui jaminan anggaran sekurang-kurangnya 20% dari APBN/APBD seperti telah dinyatakan dalam UUD 1945 pasal 31(ayat 4), secara konstitusional mencerdaskan kehidupan bangsa (memperoleh pendidikan) merupakan hak asasi manusia yang harus diwujudkan oleh Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Penjelasan itu termaktub jelas dalam  UUD 1945 pada pasal 31 ayat (1) “setiap warganegara berhak mendapat pendidikan”. Untuk menjamin bahwa setiap warganegara dapat menunaikan hak mendapat pendidikan tersebut, melalui hasil amandemen UUD 1945 yang ke-4, terdapat penambahan ayat yang menjamin dana bagi penyelenggaraan pendidikan. Ini bisa dilihat pada pasal 31 ayat (4) yang berbunyi “negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja Negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional”.
Perlu di ingat juga sobat bahwa Bangsa adalah kumpulan manusia yang biasa terikat karena kesatuan bahasa dan wilayah tertentu di muka bumi atau dengan kata lain yaitu perkumpulan orang-orang yang saling membutuhkan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dalam satu wilayah tertentu. Jadi jika pembaca itu sukanya menyendiri, tidak bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar, mungkin hidup di dunia mimpi (sukanya tidur), tanpa ada tujuan maka anda itu tidak berbangsa, anda telah gagal berbangsa anda melupakan bahwa orang hidup itu pasti butuh orang lain karnanya kita sepantasnya berbuat baik juga pada orang lain tanpa mengenal jenis kelamin, derajat, gaya hidup, atau yang lainnya.
 
B.     Pekerjaan
Real world, Welcome to junggle itu kata yang penulis dapat saat Penulis menyelesaikan pendidikan Peguruan Tinggi swasta di Jawa Tengah, memang benar bahwa dalam dunia kerja kita itu mau tak mau harus mau yang namanya merendah dan mengalah, meski tidak selamanya seperti itu namun hampir di setiap dunia kerja itu terkesan bahwa seakan hidup yang nyata ya saat-saat kita bekerja, ditambah bila pekerjaan yang kita dapat itu sangat bertentangan dengan kebiasaan kita, seakan kita masuk pada sebuah hutan dan tersesat, teriakan itu tak terdengar hanya menggema di dalam dada, otak yang mendorong untuk melampiaskan rasa kesal itu.
Maka benar apa kata Dosen ku bila kamu ingin bekerja carilah sebuah pekerjaan yang kamu sukai atau yang ada hubungannya dengan hobby atau kebiasaan-kebiasaan mu, terkait mimpi yang harus kau kejar dengan bekerja, berkerjalah apapun yang kau sukai, karna dengan memaksakan diri karna tuntutan ijazah atau karna dorongan orang tua itu akan sangat menyiksa diri, yang namanya penyiksaan itu menyedihkan, dengan bersedih tidak mungkin suatu pekerjaan akan selesai dengan baik, tidak baik untuk diri pekerja perusaan atau orang-orang sekitarnya karna suatu yang buruk akan sangat mungkin muncul apabila seonggok daging itu dalam kondisi tidak baik, kalo dalam slogan jawa itu disebut sa,bejone bejone wong kang lali isih bejo wong kang eling lan waspodo, maksudnya seberuntung-beruntungnya orang yang lupa dengan tujuan hidup maka masih beruntung orang yang mempunyai tujuan hidup dan selalu waspada atau berhati-hati.
Jadi sangat lah penting peran hati dalam sebuah pekerjaan, bahkan bukan hanya pada sebuah pekerjaan, saat mencari seorang sahabat untuk menjadikannya keluarga juga butuh ketenangan hati untuk bergaul, satu lagi untuk menentukan sebuah pilihan hidup juga sangat membutuhkan peran hati sebagai hakim yang adil dari segala pertimbangan yang muncul baik dari angan-angan, pengalaman ataupun saran, maka tetap hati yang akan mendorongnya, secara tak sadar alam bawah sadar kita mendorong untuk melakukannya, mendorong untuk sampai pada suatu yang diinginkan dan dibutuhkan, saat keinginan tercapai dengan indah maka hati, perasaan, fikiran dan raga pun ikut merasakannya maka disitulah wangi surga dapat tercium bahwa Tuhan meletakan sebuah  keindahan selalu di belakang.
Kata sahabatku bahwa sifat gelap itu lebih tua dari sifat terang, benarkah demikian marikita pertualang, yang bekerja tetap lah bekerja, yang sekolah tetaplah bersekolah, yang belajar sambil bekerja bersenang-senanglah, mari berpetualang sang pemenang.
 
Jadi bekerja dan belajarlah dengan keras, dengan cerdas dan dengan ikhlas.

No comments:

Post a Comment