Pentingkah Pendidikan dan Pekerjaan
1.
Kata Pengantar
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, tulisan opini panjang ini merupakan Edisi Perdana dari Penulis yang telah terselesaikan pada jam
00:54 selasa 13 Januari 2016.
Edisi Perdana ini menampilkan opini penulis
tentang suatu pendidikan dan sebuah pekerjaan yang dianggap keduanya itu suatu
hal yang sama pentingnya, karnanya Penulis memberi tema “Pentingkah Pendidikan
dan Pekerjaan”
Saya selaku penulis mengucapkan terima kasih telah diberi
kesempatan untuk menulis, dengan harapan hasil tulisan ini semoga akan memberi motivasi pada kita untuk
selalu berkarya dalam bentuk tulisan. Semoga orang-orang muda seperti kita
selalu ingin berkarya.
Tak lupa Penulis mengharap kritik dan saran dari berbagai pihak
demi kemajuan dan perbaikan karya tulisan.
Pentingkah Pendidikan dan Pekerjaan
A.
Pendidikan
Membicarakan dunia
pendidikan bagi Penulis sangatlah menyenangkan, karna pada lingkungan
pendidikan baik pada tingkat dasar menengah atau pada perguruan tinggi
setidaknya ia mempunyai teman yang tidak sedikit, dengan punya banyak teman
tentunya dengan riwayat yang baik pula, maka bila berbicara dengan sebuah
pekerjaan setidaknya ia tidak akan kekurangan info pekerjaan, dengan demikian
bila orientasi pendidikan itu hanya pada sebuah pekerjaan maka itu jelas
tercapai namun lebih dari itu bahwa pendidikan berperan penting dalam memajukan
bangsa Indonesia baik secara kepercayaan, sosial,
budaya atau ekonomi ataupun yang lainnya.
Pendidikan
itu sangatlah penting yaitu untuk mencerdaskan anak Bangsa, itu merupakan cita-cita
yang sangat mulia dan sudah seharusnya kita membantu program Pemerintah untuk
mencerdaskan anak bangsa sehingga bangsa kita bisa lebih maju, seperti
dijelaskan pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Setiap
Warganegara itu berhak untuk mendapatkan pendidikan, ingat bahwa disini berhak
berarti ia wajib mendapatkan, setelah ia berniat dengan sungguh-sungguh untuk
belajar bukan bermain-main, maka ketika kesungguhan itu dapat dilihat oleh
pemeritah tidak lah akan bersifat diam suatu pemerintahan, bukan mencari atau
mengemis tetapi secara otomatis ia akan mendapatkan haknya yaitu mendapatkan bantuan khususnya secara materi, seperti
contoh setiap peserta didik yang mendapatkan peringkat karna kecerdasannya ia
akan mendapatkan Beasiswa, atau ia yang merasa kurang mampu dengan ia
mengajukan keterangan bahwa ia dari keluarga yang sederhana namun semangat
belajarnya menunjukan bahwa ia pantas mendapatkan bantuan tersebut sudah
semestinya ia memperoleh keringanan atas keadaan dan potensi yang ia miliki.
Pemerintah yang baik adalah Pemerintah yang menjalankan tugas
dan wewenangnya secara konstitusional. Tidak ada kebijakan yang dibuat dan
dilaksanakan di luar rule of
law yang berlaku. Oleh
karenanya dalam usaha mewujudkan cita-cita nasional “mencerdaskan kehidupan
bangsa” pemerintah perlu berpedoman kepada konstitusi yang berlaku. Sebagaimana telah dijelaskan pada pendahuluan
di atas, melalaui jaminan anggaran sekurang-kurangnya 20% dari APBN/APBD
seperti telah dinyatakan dalam UUD 1945 pasal 31(ayat 4), secara konstitusional
mencerdaskan kehidupan bangsa (memperoleh pendidikan) merupakan hak asasi
manusia yang harus diwujudkan oleh Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah.
Penjelasan itu termaktub jelas dalam UUD 1945 pada pasal 31 ayat (1) “setiap
warganegara berhak mendapat pendidikan”. Untuk menjamin bahwa setiap
warganegara dapat menunaikan hak mendapat pendidikan tersebut, melalui hasil
amandemen UUD 1945 yang ke-4, terdapat penambahan ayat yang menjamin dana bagi
penyelenggaraan pendidikan. Ini bisa dilihat pada pasal 31 ayat (4) yang
berbunyi “negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20%
dari anggaran pendapatan dan belanja Negara serta dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional”.
Perlu di ingat juga sobat bahwa Bangsa adalah kumpulan manusia yang biasa terikat karena kesatuan
bahasa dan wilayah tertentu di muka bumi atau dengan kata lain yaitu
perkumpulan orang-orang yang saling membutuhkan dan bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama dalam satu wilayah tertentu. Jadi jika pembaca itu sukanya
menyendiri, tidak bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar, mungkin hidup
di dunia mimpi (sukanya tidur), tanpa ada tujuan maka anda itu tidak berbangsa,
anda telah gagal berbangsa anda melupakan bahwa orang hidup itu pasti butuh
orang lain karnanya kita sepantasnya berbuat baik juga pada orang lain tanpa
mengenal jenis kelamin, derajat, gaya hidup, atau yang lainnya.
B.
Pekerjaan
Real world, Welcome to
junggle
itu kata yang penulis dapat saat Penulis menyelesaikan pendidikan Peguruan
Tinggi swasta di Jawa Tengah, memang benar bahwa dalam dunia kerja kita itu mau
tak mau harus mau yang namanya merendah dan mengalah, meski tidak selamanya
seperti itu namun hampir di setiap dunia kerja itu terkesan bahwa seakan hidup
yang nyata ya saat-saat kita bekerja, ditambah bila pekerjaan yang kita dapat
itu sangat bertentangan dengan kebiasaan kita, seakan kita masuk pada sebuah
hutan dan tersesat, teriakan itu tak terdengar hanya menggema di dalam dada,
otak yang mendorong untuk melampiaskan rasa kesal itu.
Maka benar apa kata Dosen ku bila kamu ingin bekerja carilah sebuah pekerjaan yang kamu sukai
atau yang ada hubungannya dengan hobby atau kebiasaan-kebiasaan mu, terkait
mimpi yang harus kau kejar dengan bekerja, berkerjalah apapun yang kau sukai, karna
dengan memaksakan diri karna tuntutan ijazah atau karna dorongan orang tua itu
akan sangat menyiksa diri, yang namanya penyiksaan itu menyedihkan, dengan
bersedih tidak mungkin suatu pekerjaan akan selesai dengan baik, tidak baik
untuk diri pekerja perusaan atau orang-orang sekitarnya karna suatu yang buruk
akan sangat mungkin muncul apabila seonggok daging itu dalam kondisi tidak baik,
kalo dalam slogan jawa itu disebut sa,bejone bejone wong kang lali isih bejo
wong kang eling lan waspodo, maksudnya seberuntung-beruntungnya orang yang lupa
dengan tujuan hidup maka masih beruntung orang yang mempunyai tujuan hidup dan
selalu waspada atau berhati-hati.
Jadi sangat lah penting peran hati dalam sebuah pekerjaan,
bahkan bukan hanya pada sebuah pekerjaan, saat mencari seorang sahabat untuk
menjadikannya keluarga juga butuh ketenangan hati untuk bergaul, satu lagi
untuk menentukan sebuah pilihan hidup juga sangat membutuhkan peran hati
sebagai hakim yang adil dari segala pertimbangan yang muncul baik dari
angan-angan, pengalaman ataupun saran, maka tetap hati yang akan mendorongnya,
secara tak sadar alam bawah sadar kita mendorong untuk melakukannya, mendorong
untuk sampai pada suatu yang diinginkan dan dibutuhkan, saat keinginan tercapai
dengan indah maka hati, perasaan, fikiran dan raga pun ikut merasakannya maka
disitulah wangi surga dapat tercium bahwa Tuhan meletakan sebuah keindahan selalu di belakang.
Kata sahabatku bahwa sifat gelap itu lebih tua dari sifat
terang, benarkah demikian marikita pertualang, yang bekerja tetap lah bekerja,
yang sekolah tetaplah bersekolah, yang belajar sambil bekerja
bersenang-senanglah, mari berpetualang sang pemenang.
Jadi bekerja dan belajarlah dengan
keras, dengan cerdas dan dengan ikhlas.